Tentang
Festival Shalawat Jawa Tingkat Nasional Ke-5 Tahun 2022 merupakan kelanjutan dari Festival Shalawat yang telah sukses diselenggarakan mulai tahun 2018 oleh Majlis Ta’lim Darul Hasyimi Pengda Yogyakarta. Festival Shalawat Jawa Ke-5 (selanjutnya disebut FSJ #5) akan mengusung tema : “Dengan Berpadunya Shalawat dan Seni Budaya, Kita Tanamkan Kecintaan Generasi Muda terhadap Budaya Nusantara untuk Memperkuat Jati Diri Bangsa dalam Menjaga Keutuhan NKRI”. Tema ini diambil dengan dasar bahwa shalawat merupakan aset seni budaya dan tradisi yang dimiliki Indonesia.
Dengan shalawat menjadi perekat yang menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa dengan cara menumbuhkan rasa cinta kepada tanah air, karena dalam shalawat selalu dipupuk rasa cinta kepada Rasulullah Muhammad SAW. Adanya tradisi kesenian shalawat ini merupakan bukti bahwa kehadiran Islam tidak menggerus budaya lokal, tapi justru mengisi, membaur dan saling menguatkan satu sama lain.
FSJ #5 peserta kembali akan menampilkan “Shalawat Tasbih Hadiningrat” dan “Dhasar Bagus” sebagai lagu wajib. Shalawat ini merupakan karya dari Sri Sultan Hamengku Buwono I yang sampai saat ini masih ditampilkan oleh Karaton Ngayogyakarto Hadiningrat pada acara-acara tertentu. Juga banyak di lantunkan secara berulang-ulang (ngelik) di acara keagamaan dan di masjid-masjid yang terdapat di wilayah Yogyakarta. Lantunan Shalawat tersebut biasanya disebut dengan Shalawat Jawan, yang berisi sanjungan sebagai wujud mahabbah/kecintaan kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW yang tergubah dalam lirik berbahasa jawa.
Festival Shalawat Jawa #5 ini dilaksanakan dalam kondisi keterbatasan akibat adanya pandemi Covid-19 sehinga harus menyesuaikan kepada semua aturan pemerintah tentang pencegahan Covid-19, yaitu agar semua yang terlibat dalam kegiatan ini baik panitia maupun peserta wajib mengenakan masker, hand sanitizer dan protokol kesehatan lainnya. Festival kali ini akan dilaksanakan secara langsung di lokasi yang ditentukan.
Landasan
Kesenian dan budaya merupakan salah satu indikator tingginya sebuah peradaban manusia. Budaya dapat menyelusup pada semua sendi-sendi kehidupan manusia. Atas dasar cinta dan universalitas kehidupan, budaya menjadi cermin keberadaban manusia.
Shalawat adalah bukti ungkapan rasa cinta kepada Rasulullah Muhammad SAW yang mulia dalam kesempurnaan fisik dan akhlaknya yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai cinta, kemanusiaan dan peradaban. Banyak ragam shalawat, dengan berbagai cara melafalkan, menyanyikan dan merayakan keagungan Rasulullah, setiap daerah memiliki cara, corak, dan ciri khasnya masing-masing.
Daerah Istimewa Yogyakarta terkenal sebagai kota pendidikan, pariwisata dan budaya, sehingga ketiganya selalu menjadi dasar pertimbangan dalam perencanaan pembangunan Yogyakarta. Banyaknya situs peninggalan leluhur menunjukkan ketinggian peradaban, semisal Candi Prambanan, Candi Kalasan dan banyak candi lainnya. Peninggalan lain dan sampai saat ini masih merupakan simbol ketinggian budaya Yogyakarta adalah Karaton Ngayogyakarto Hadiningrat. Raja-Raja Kerajaan Ngayogyakarto Hadiningrat banyak membangun situs-situs bersejarah seperti masjid-masjid Kagungan Dalem, pesanggrahan peninggalan Raja-raja, makam Raja-raja dan banyak lainnya.
Peninggalan berupa bangunan tersebut tentunya akan berbanding lurus dengan kemajuan peradaban atau budaya masyarakat. Berbagai peninggalan bangunan dan adat istiadat tersebut merupakan aset yang harus dipertahankan dan dikembangkan agar generasi muda sebagai penerus dapat menikmati dan merasakan kebesaran leluhurnya.
Tujuan
Sebagai ungkapan rasa syukur sebagai cerminan cinta kasih dan kebahagiaan umat kepada Baginda Rasululloh SAW, dan perwujudan cinta tanah air para pemuda.
Menebar ajaran Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin dan menumbuhkan kecintaan pada Nabi Muhammad SAW, meneladani akhlak Rasulullah, menambah nilai-nilai keimanan dan ketakwaan melalui cara pelestarian budaya bangsa warisan para leluhur dan pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Memacu generasi penerus untuk menggali sejarah islam terutama para auliya’ dan perjuangan bangsa dengan menumbuhkembangkan nilai-nilai moral kepahlawanan dengan mengenal peristiwa kejadian sejarah dan situs peninggalan sejarah, serta memiliki keinginan kuat untuk menjaga stabilitas dan keharmonisan bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Repubik Indonesia.
Mengenalkan kembali hasil karya monumental para ulama & umaro di tanah jawa (khususnya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat) kepada masyarakat, sehingga peran serta masyarakat semakin tinggi untuk pengembangan pendidikan, pariwisata dan budaya di wilayah masing-masing.
Menambah even rutin keagamaan, kebudayaan dan pariwisata tingkat nasional, khususnya di wilayah Yogyakarta.